BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Potensi lestari
perikanan laut Indonesia diperkirakan sebesar 6,5 juta ton per tahun yang
tersebar di perairan wilayah Indonesia dan ZEE (Zona Ekonomi Ekslusif) dengan
tingkat pemanfaatan mencapai 5,71 juta ton atau 77,38 persen (Kementerian
Kelautan dan Perikanan, 2011). Produksi perikanan tangkap dan perikanan
budidaya pada tahun 2011 masing-masing sekitar 5,4 juta ton dan 6,9 juta ton.
Ikan memegang
peranan penting dalam pemenuhan sumber gizi dan keamanan hidup bagi manusia
pada negara berkembang (Gandotra et al., 2012). Ikan juga berfungsi
sebagai sumber dari asam lemak tidak jenuh jamak (PUFA), protein, mineral dan
vitamin. Meskipun ikan kaya akan gizi, tetapi ikan merupakan bahan yang cepat
busuk dan mempunyai umur simpan yang pendek.
Ikan dan hasil
perikanan lainnya memiliki bentuk dan rasa yang spesifik, serta memberikan daya
tarik yang khas, sehingga banyak disukai. Sifat segar hasil perikanan umumnya
lebih banyak disukai dari pada sifat sesudah mengalami perlakuan pengolahan,
karena rasa, cita rasa, sifat fisik dan kimiawinya belum banyak berubah. Oleh
karenanya penanganan ikan pasca panen dengan metode pendinginan dan atau
pembekuan, merupakan salah satu cara untuk mempertahankan tingkat kesegaran
ikan.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa yang di maksud dengan ikan?
2.
Apa saja zat yang terkandung dalam ikan?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
pengertian ikan
2.
Mengetahui kandungan gizi ikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian ikan
Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang
bersifat poikilotermis (berdarah dingin), memiliki ciri khas pada tulang
belakang, insang (operculum) dan siripnya serta bergantunga pada air tempatnya
tinggal sebagai medium kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk
bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga
tidak bergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin.
Dari keseluruhan vertebrata sekitar 50.000 jenis hewan, ikan merupakan kelompok
dengan jenis atau spesies terbanyak berkisar 25.988 jenis. Jenis ikan yang ada
di bumi sebagian besarnya ada dilaut karena perairan laut (air asin) lebih
besar daripada air tawar. Cabang ilmu biologi yang mempelajari ikan secara
ilmiah dengan penekanan pada taksonomi dan aspek lainnya disebut Ikhtologi.
Ikan
merupakan salah satu sumber zat gizi penting bagi proses kelangsungan hidup
manusia. Sebagai bahan pangan, daging ikan mengandung zat gizi yang sangat
berguna bagi manusia berupa protein, lemak, sedikit karbohidrat, vitamin dan
garam-garam mineral.
Ikan dan
hasil perikanan lainnya memiliki bentuk dan rasa yang spesifik, serta
memberikan daya tarik yang khas, sehingga banyak disukai. Sifat segar hasil
perikanan umumnya lebih banyak disukai dari pada sifat sesudah mengalami
perlakuan pengolahan, karena rasa, cita rasa, sifat fisik dan kimiawinya belum
banyak berubah. Oleh karenanya penanganan ikan pasca panen dengan metode
pendinginan dan atau pembekuan, merupakan salah satu cara untuk mempertahankan
tingkat kesegaran ikan
B.
Syarat ikan sebagai bahan pangan
Untuk
dapat dikonsumsi, ikan harus memili syarat-syarat dalam menjadi bahan pangan.
1.
Memiliki nilai gizi yang tinggi
2.
Dapat memenuhi selera makan dan
memuaskan rasa lapar seseorang.
3.
Memiliki sifat sehat dan aman untuk
dikonsumsi.
C. KANDUNGAN
GIZI IKAN
Komponen
protein merupakan komponen terbesar setelah air. Karena jumlahnya yang cukup
banyak, maka ikan merupakan sumber protein hewani yang sangat potensial dan
hampir semuanya dibutuhkan oleh manusia.
Kandungan protein ikan terdiri dari
asam amino esensial dan asam amino non-esensial. Asam amino esensial adalah
asam amino yang diperlukan oleh tubuh dan harus diberikan dari luar, karena
tubuh manusia tidak dapat membuat (mensintesa), sedangkan asam amino
non-esensial dapat dibentuk di dalam tubuh manusia.
Protein ikan
bersifat tidak stabil dan dapat berubah (denaturasi) dengan berubahnya
kondisi lingkungan. Protein yang terkandung dalam tubuh ikan akan
mengalami denaturasi apabila dilakukan pengurangan kandungan
air, baik selama pengeringan maupun pembekuan.
Apabila
larutan protein yang terkandung dalam tubuh ikan diasamkan hingga pH 4,5 - 5,
maka akan terjadi pengendapan. Sebaliknya apabila dipanaskan seperti dalan
pemasakan atau penggorengan, protein ikan akan menggumpal (koagulasi).
Kandungan
lemak pada beberapa jenis ikan tergolong tinggi, sehingga ikan sering
disebut-sebut merupakan sumber lemak yang baik. Beberapa jenis ikan dengan
daging merah (seperti pada ikan tongkol, ikan kembung dan ikan hiu), memiliki
kandungan lemak lebih tinggi dibanding jenis-jenis ikan dengan daging putih
(seperti pada kepiting, udang, kerang dan cumi-cumi, ikan). Namun kandungan
protein daging merah ikan lebih rendah dibandingkan daging putih ikan.
Lemak ikan
banyak mengandung asam lemak tidak jenuh, seperti asam linoleat, linolenat, dan arachidonat.
Ketiga jenis asam lemak tidak jenuh tersebut merupakan asam lemak esensial.
Omega 3 yang diyakini dapat mencegah terjadinya penyakit jantung koroner, pada
dasarnya berasal dari sintesis asam lemak linoleat dan linolenat.
Ikan juga
merupakan sumber zat gizi mineral dan vitamin. Jumlah mineral pada daging ikan
hanya sedikit. Selain itu, daging ikan juga dipandang sebagai sumber kalsium,
besi, tembaga dan yodium.
Vitamin yang
terdapat pada daging ikan terbagi menjadi 2 golongan, yaitu vitamin yang larut
dalam air, seperti vitamin B kompleks; dan vitamin yang larut dalam lemak,
seperti vitamin A, D dan E. Vitamin A dan D banyak ditemukan pada
spesies-spesies ikan berlemak, terutama dalam hati.
Daging ikan
memiliki nilai biologis tinggi, meskipun tiap jenis ikan angka biologiknya
berbeda, tetapi pada umumnya diatas 0,90. Dibandingkan dengan nilai gizi daging
hewan darat (misalnya daging sapi), kedudukan daging ikan memiliki nilai gizi
yang jauh lebih tinggi. Sedangkan dibandingkan dengan telur, kedudukan daging
ikan sebagai bahan pangan tidak jauh berbeda.
D. Definisi
Bahan Tambahan Pangan (BTP) Pengawet
BTP Pengawet
adalah bahan tambahan pangan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi,
pengasaman atau penguraian dan perusakan lainnya terhadap pangan yang
disebabkan oleh mikroorganisme. Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh fungi,
bakteria dan mikroba lainnya.
Kontaminasi bakteria dapat menyebabkan penyakit yang dibawa makanan (food borne illness) termasuk botulism yang membahayakan kehidupan.
Kontaminasi bakteria dapat menyebabkan penyakit yang dibawa makanan (food borne illness) termasuk botulism yang membahayakan kehidupan.
Pengawet pangan adalah upaya untuk mencegah,
menghambat pertumbuhan mikroba yang terdapat dalam pangan. Pengawetan dapat
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu penggunaan suhu rendah, suhu tinggi,
iradiasi atau dengan penambahan bahan pengawet (BTP Pengawet). Produk-produk
pangan dalam kemasan yang diproses dengan panas atau disebut sterilisasi
komersil seperti kornet dalam kaleng atau susu steril dalam kemasan tetrapak
tidak menggunakan bahan pengawet karena proses termal sudah cukup untuk memusnahkan
mikroba pembusuk dan patogen.
Produk-produk
ini akan awet lebih dari setahun meskipun disimpan pada suhu kamar. memang ada
produk pangan dalam kemasan yang menggunakan bahan pengawet, misalnya sambal,
selai dan jem dalam botol.
Kedua jenis produk ini setelah dibuka biasanya tidak segera habis, sehingga supaya awet terus pada suhu kamar maka produk ini membutuhkan bahan tambahan pangan pengawet.
Kedua jenis produk ini setelah dibuka biasanya tidak segera habis, sehingga supaya awet terus pada suhu kamar maka produk ini membutuhkan bahan tambahan pangan pengawet.
E. Ciri-ciri
Pangan Rusak
Pangan dinyatakan mengalami
kerusakan jika telah terjadi perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki dari
sifatnya. kerusakan dapat terjadi karena kerusakan fisik, kimia atau enzimatis.
Namun secara umum, kerusakan pangan disebabkan oleh berbagai faktor dimana
salah satunya adalah tumbuhnya bakteri, kamir atau kapang pada pangan yang dapat
merusak protein sehingga mengakibatkan bau busuk, dan juga dapat membentuk
lendir, gas, busa, asam ataupun racun.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ikan merupakan salah satu jenis
hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis (berdarah dingin), memiliki ciri
khas pada tulang belakang, insang (operculum) dan siripnya serta bergantunga
pada air tempatnya tinggal sebagai medium kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan
di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan
tubuhnya sehingga tidak bergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan
oleh arah angin. Dari keseluruhan vertebrata sekitar 50.000 jenis hewan, ikan
merupakan kelompok dengan jenis atau spesies terbanyak berkisar 25.988 jenis
B.
Saran
Adapun kami sampaikan
kepada setiap mahasiswa angkatan 16, semoga susunan makalah ini dapat menjadi
pedoman dan mampu bermafaat untuk mendukung berjalan proses akademik di spt
sibolga.
DAFTAR
PUSTAKA
http://karyatulisilmiah.com/makalah-gizi-ikani/
http://togaikan.blogspot.co.id/2016/02/3-syarat-ikan-sebagai-bahan-pangan.html
Komentar
Posting Komentar